Summarecon

Summarecon Terbitkan Obligasi untuk Perkuat Modal dan Kinerja Entitas Anak

Summarecon Terbitkan Obligasi untuk Perkuat Modal dan Kinerja Entitas Anak
Summarecon Terbitkan Obligasi untuk Perkuat Modal dan Kinerja Entitas Anak

JAKARTA - Menjelang penutupan tahun, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) kembali menunjukkan langkah strategis dalam menjaga kesinambungan bisnis melalui pendanaan pasar modal. 

Emiten properti ini bersiap menerbitkan obligasi sebagai bagian dari strategi penguatan struktur permodalan sekaligus dukungan terhadap pengembangan proyek-proyek yang dijalankan entitas anak. Langkah tersebut menegaskan komitmen perseroan untuk tetap ekspansif di tengah dinamika industri properti dan tantangan ekonomi yang masih berlangsung.

Rencana penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan V dengan target dana secara keseluruhan mencapai Rp3 triliun. Untuk tahap ini, Summarecon akan menawarkan obligasi senilai Rp500 miliar. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan pada Senin, surat utang tersebut akan terbagi dalam dua seri dengan jangka waktu berbeda. Kendati demikian, hingga kini perseroan belum mengumumkan tingkat bunga yang akan dikenakan kepada investor.

Manajemen Summarecon menjelaskan bahwa pembayaran bunga obligasi akan dilakukan secara berkala setiap kuartal. Pembayaran bunga pertama dijadwalkan berlangsung pada awal April 2026. 

Sementara itu, pelunasan pokok obligasi akan disesuaikan dengan masing-masing seri sesuai tenor yang telah ditetapkan. “Pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing seri obligasi adalah pada 6 Januari 2029 untuk Seri A dan 6 Januari 2031 untuk obligasi Seri B,” tulis manajemen Summarecon dalam keterangannya.

Fokus Penguatan Modal Entitas Anak

Sebagian besar dana hasil penerbitan obligasi akan dialokasikan untuk memperkuat permodalan entitas anak. Sekitar 65 persen dari dana yang dihimpun akan digunakan untuk meningkatkan penyertaan modal di PT Summarecon Property Development (SMPD). Langkah ini ditujukan untuk mendukung rencana pembelian lahan yang akan dilakukan oleh SMPD melalui PT Duta Wahana Asri. Akuisisi lahan tersebut diharapkan dapat mendorong percepatan pengembangan proyek properti baru maupun penguatan proyek yang telah berjalan.

Selain itu, sekitar 29 persen dana obligasi akan dialokasikan untuk peningkatan penyertaan modal di PT Serpong Cipta Kreasi (SPCK). Seluruh proses peningkatan modal pada kedua entitas anak tersebut direncanakan berlangsung pada Januari 2026. Adapun sisa dana akan dimanfaatkan untuk kebutuhan modal kerja perseroan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan operasional seperti biaya pemasaran, pembangunan, serta pengembangan hunian di kawasan Summarecon Kelapa Gading dan Summarecon Bekasi.

Dukungan Lembaga Penunjang Pasar Modal

Dalam aksi korporasi ini, Summarecon menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Sementara itu, Bank BRI akan bertindak sebagai wali amanat. Obligasi Berkelanjutan V Summarecon Agung periode September 2025 hingga September 2026 telah memperoleh peringkat idA+ dari lembaga pemeringkat, yang mencerminkan tingkat kelayakan kredit yang relatif kuat dengan risiko gagal bayar yang terkendali.

Peringkat tersebut menjadi salah satu faktor penting bagi investor dalam menilai prospek dan tingkat risiko instrumen obligasi yang ditawarkan. Dengan peringkat tersebut, manajemen optimistis obligasi Summarecon dapat diterima dengan baik oleh pasar, seiring dengan rekam jejak perseroan dalam memenuhi kewajiban keuangan serta mengelola portofolio aset properti secara berkelanjutan.

Kinerja Keuangan Masih Tertekan

Dari sisi kinerja, laporan keuangan per akhir September 2025 menunjukkan bahwa Summarecon membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,41 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 14,87 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp7,53 triliun. Penurunan pendapatan tersebut turut diikuti oleh penurunan beban pokok perseroan sebesar 11,80 persen secara tahunan menjadi Rp3,12 triliun.

Kondisi tersebut membuat laba kotor Summarecon tercatat sebesar Rp3,28 triliun atau melemah 17,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lainnya, laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp549,57 miliar. Angka ini turun signifikan sebesar 41,39 persen secara tahunan. Sejalan dengan itu, laba per saham juga terkontraksi dari Rp56,80 menjadi Rp33,29 per saham.

Analisis dan Prospek Ke Depan

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menilai bahwa kinerja Summarecon pada kuartal ketiga 2025 memperlihatkan anomali secara akuntansi. Menurutnya, meskipun laba bersih dan pendapatan mengalami penurunan, fundamental operasional perseroan masih tergolong solid. Disparitas tersebut dipicu oleh penerapan PSAK 72 yang menunda pengakuan pendapatan penjualan properti hingga proses serah terima unit kepada konsumen.

Selain itu, laba bersih juga tertekan oleh beban non-operasional berupa biaya keuangan yang meningkat tajam hingga mencapai Rp878,5 miliar. Kendati demikian, Abida memproyeksikan prospek Summarecon hingga tahun depan akan membaik seiring dengan potensi catch-up laba. Hal tersebut didorong oleh konversi pendapatan yang belum ditagih atau backlog senilai Rp3,8 triliun yang akan diakui sebagai pendapatan saat unit properti diserahterimakan.

“Sementara itu, sentimen negatif utama adalah risiko biaya keuangan yang tinggi akibat suku bunga persisten, yang dapat terus menekan laba bersih meskipun pendapatan melonjak,” ujarnya.

Dengan penerbitan obligasi ini, Summarecon berharap dapat menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan kesehatan keuangan. Dukungan pendanaan yang terukur diharapkan mampu memperkuat posisi perseroan dalam menghadapi tantangan industri properti sekaligus membuka peluang pertumbuhan yang lebih berkelanjutan ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index