MIKROPLASTIK

Mikroplastik di Udara Bisa Rusak Kulit, Ini Cara Mengatasinya

Mikroplastik di Udara Bisa Rusak Kulit, Ini Cara Mengatasinya
Mikroplastik di Udara Bisa Rusak Kulit, Ini Cara Mengatasinya

JAKARTA - Polusi mikroplastik kini tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia, termasuk kesehatan kulit.

Hasil riset terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa mikroplastik di udara meningkat seiring pertumbuhan populasi dan aktivitas manusia di 18 kota besar Indonesia. 

Profesor Muhammad Reza Cordova, peneliti BRIN, menegaskan bahwa semakin padat aktivitas dan penduduk, semakin tinggi kadar mikroplastik di udara maupun air. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang pada kulit manusia, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.

Mikroplastik Dapat Memicu Alergi dan Peradangan Kulit

Dokter spesialis kulit, dr. Fransiskus Xaverius Clinton, Sp.DVE, menjelaskan bahwa mikroplastik dapat menjadi alergen, terutama bagi kulit sensitif. “Mikroplastik secara keseluruhan dia sebagai alergen. Polusi, mikroplastik, segala macam itu alergen. Terutama kita yang kulitnya itu balik lagi sensitif dan kulitnya sedang enggak bagus,” ujarnya. 

Clinton menambahkan bahwa hujan yang mengandung mikroplastik dapat memperparah kondisi kulit yang sedang mengalami eksim atau jerawat, mirip efek polusi pada wajah.

Keparahan dampak pada kulit bisa berbeda tergantung dari faktor internal tubuh, seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi. Menurut Clinton, mengonsumsi minuman tinggi gula atau terlalu banyak produk susu dapat memicu proses inflamasi lebih parah pada jerawat. Oleh karena itu, ia menyarankan memperbanyak konsumsi makanan sehat yang mengandung antioksidan dan anti-inflamasi, seperti sayuran seledri, sebagai bentuk perlindungan alami terhadap kulit.

Mikroplastik Mengganggu Mikrobioma Kulit dan Kesehatan Tubuh

Selain menjadi alergen, mikroplastik juga dapat mengganggu mikrobioma kulit, menurut dr. Ayman Alatas, Sp.MK, spesialis mikrobiologi klinik. “Pada dasarnya ini risetnya masih berlanjut. Ada dugaan memang bisa mengganggu mikrobiom, apalagi juga banyak yang masuk ke dalam tubuh, gak cuma terpapar di kulit aja, mengganggu mikrobiom juga kita bilangnya atau mikrobioma balik di pencernaan,” ujarnya.

Ayman menekankan bahwa mikroplastik kini sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, menjaga mikrobioma tubuh dan kulit menjadi hal penting. Salah satu cara adalah dengan menggunakan produk skincare yang tepat, yang mampu menyeimbangkan mikrobiom sekaligus membersihkan kulit dari zat berbahaya. 

“Kita harus berusaha menjaganya, mengurangi faktor risiko yang bisa mengganggu mikrobiom atau terkait kulit ya, menggunakan produk yang tepat juga yang bisa memberi cleansing atau menyeimbangkan mikrobiom, yang ada mikrobiom teknologi,” jelasnya.

Perawatan Kulit Dasar Tetap Penting di Era Polusi Mikroplastik

Dokter spesialis kulit dr. Sari Chairunnisa, Sp.DVE, FINSDV, menekankan pentingnya perawatan dasar kulit untuk menjaga mikrobioma kulit tetap seimbang, terlepas dari cuaca atau fenomena alam yang sedang terjadi. Perawatan dasar yang disarankan antara lain membersihkan kulit dengan sabun wajah sesuai kondisi individu, menggunakan pelembab, dan memakai sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.

Langkah-langkah ini dapat membantu kulit tetap sehat meski terpapar polusi mikroplastik. Kombinasi perawatan dasar dengan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan kaya antioksidan dan anti-inflamasi, diyakini dapat mengurangi risiko inflamasi kulit akibat mikroplastik. 

Dengan menjaga kulit dari paparan polusi dan mendukung keseimbangan mikrobioma, masyarakat dapat meminimalkan dampak negatif polusi mikroplastik sekaligus mempertahankan kesehatan kulit dalam jangka panjang.

Kesadaran dan Langkah Preventif Menjadi Kunci

Dari penelitian BRIN dan pendapat para ahli, terlihat bahwa mikroplastik memiliki potensi risiko terhadap kulit, terutama pada mereka yang memiliki kulit sensitif atau sedang mengalami masalah kulit. Pencegahan dapat dilakukan melalui perawatan kulit rutin, pemilihan produk skincare yang sesuai, serta gaya hidup sehat.

Dengan meningkatnya polusi mikroplastik, edukasi mengenai dampak kesehatan kulit dan langkah pencegahan menjadi semakin penting. Kesadaran individu terhadap kualitas udara, pemilihan produk perawatan yang tepat, serta konsumsi makanan bergizi dapat menjadi strategi efektif untuk menjaga kesehatan kulit. Kombinasi langkah preventif ini diyakini mampu mengurangi risiko gangguan kulit akibat mikroplastik sekaligus mendukung keseimbangan mikrobioma tubuh secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index