JAKARTA - Menjelang periode libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, PT PLN (Persero) memastikan kesiapan pasokan listrik nasional tetap aman dan cukup untuk menghadapi lonjakan konsumsi masyarakat.
Berdasarkan proyeksi internal PLN, beban puncak listrik diperkirakan mencapai 46,8 gigawatt (GW) selama masa Nataru, sementara kapasitas pembangkit yang tersedia mencapai 53,9 GW. Hal ini berarti terdapat cadangan listrik sebesar 7,1 GW atau sekitar 15,2% dari total kapasitas, cukup untuk menutupi fluktuasi permintaan yang mungkin terjadi.
Pernyataan Direktur PLN Tentang Margin Daya
Direktur Retail dan Niaga PT PLN, Adi Priyanto, menjelaskan dalam konferensi pers di kantor BPH Migas, Selasa, 16 Desember 2025, bahwa margin daya 7 GW tersebut mencerminkan kesiapan PLN menghadapi puncak permintaan listrik. “Pembangkitan kami cukup mempunyai margin yaitu 7 gigawatt,” tegas Adi. Dengan kondisi ini, PLN optimistis tidak akan terjadi pemadaman listrik di wilayah vital maupun titik penting lainnya selama masa libur panjang.
Proyeksi Beban Puncak dan Hari Operasional Pembangkit
Dari catatan PLN, proyeksi beban puncak Natal 2025 mengalami pertumbuhan sekitar 6,98% dibandingkan tahun 2024. Sementara itu, prediksi beban puncak untuk periode Tahun Baru 2026 sedikit menurun sekitar 0,25% dibandingkan proyeksi awal 2025. Adi menekankan bahwa operasional pembangkit rata-rata berjalan 22 hari penuh sehingga semua unit berada dalam kondisi siap.
Kesiapan Distribusi dan Transmisi Listrik
Kesiapan PLN tidak hanya menyasar kapasitas pembangkit, tetapi juga aspek distribusi hingga ke level ritel. Menurut Adi, semua kegiatan pemeliharaan di tempat-tempat vital dilakukan dalam kondisi bertegangan, sehingga tidak menimbulkan pemadaman listrik. “Khusus untuk transmisi dan distribusi dalam masa siaga ini tidak diperkenankan untuk pemeliharaan yang di tempat-tempat vital sehingga kita pemeliharanya menggunakan pekerjaan dalam kondisi bertegangan, jadi tidak ada pemadaman di sana,” jelasnya.
Posko Nasional BPH Migas Untuk Nataru
Selain itu, PLN bekerja sama dengan BPH Migas yang membuka Posko Nasional Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sejak 15 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026. Posko ini bertugas memantau stok produk hilir migas di 25 terminal BBM, 7.885 SPBU, dan 72 depot pengisian pesawat udara (DPPU) demi memastikan pasokan energi tetap lancar selama periode Nataru.
Pembelajaran Dari Posko Rafi 2025
Pengalaman sebelumnya juga menjadi acuan PLN dan BPH Migas dalam menyiapkan pasokan listrik dan energi. Selama Posko Ramadan-Idulfitri (Rafi) 2025, beban puncak listrik tercatat mencapai 44.639 megawatt (MW), meningkat 3,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Daya mampu pasok listrik saat itu mencapai 56.119 MW atau naik 6,6% dari realisasi tahun lalu, sehingga cadangan listrik mencapai 11.480 MW atau 25,72%.
Strategi Operasional PLN untuk Ketersediaan Daya
Menurut Adi Priyanto, kesiapan pasokan listrik juga mencakup koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk operator transmisi dan distribusi, agar sistem kelistrikan nasional tetap stabil. Hal ini penting mengingat lonjakan konsumsi listrik biasanya terjadi di kawasan permukiman, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata selama libur Natal dan Tahun Baru.
Optimasi Pembangkit dan Prediktabilitas Listrik
Selain itu, PLN juga mengoptimalkan unit pembangkit agar beroperasi efisien selama puncak konsumsi. Setiap pembangkit dipastikan dapat menyesuaikan output sesuai kebutuhan beban, sehingga risiko overloading maupun underload dapat diminimalkan. Strategi ini memastikan ketersediaan listrik tidak hanya untuk kebutuhan domestik, tetapi juga untuk sektor usaha dan layanan vital publik.
Jaminan Layanan untuk Wilayah Vital
PLN menegaskan, selama masa Nataru, seluruh prosedur operasional pembangkit, transmisi, dan distribusi sudah dipastikan siap siaga. Langkah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk menjamin ketersediaan energi listrik, sekaligus mendukung kelancaran aktivitas masyarakat dan bisnis selama libur panjang.
Kesimpulan dan Prediksi Keandalan Listrik Nasional
Dengan adanya cadangan daya 7,1 GW, PLN optimistis menghadapi potensi fluktuasi konsumsi listrik dan tetap dapat memberikan pelayanan optimal. Direktur Retail dan Niaga PLN menegaskan bahwa kondisi ini memungkinkan semua wilayah mendapatkan listrik secara stabil, terutama di titik-titik vital, tanpa gangguan pemadaman. Posko Nasional Nataru tetap aktif hingga 5 Januari 2026 untuk memastikan distribusi energi dan pasokan listrik berjalan lancar di seluruh wilayah Indonesia.